Dampak Pandemi Covid-19 pada kondisi sosial ekonomi di Indonesia
top of page
  • Writer's pictureRolip Saptamaji

Dampak Pandemi Covid-19 pada kondisi sosial ekonomi di Indonesia

Updated: Feb 10, 2021

Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 telah memukul berbagai sektor perekonomian dan sosial di Indonesia. Sektor pariwisata, dan manufaktur merupakan sektor-sektor bisnis yang paling terdampak. Akibatnya timbul berbagai permasalahan sosial mulai dari maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau merumahkan pekerja untuk sementara waktu, hingga meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak selama pandemi.

Sampai dengan bulan Maret 2020 lalu, Poligrabs telah menghimpun berbagai data dampak pandemi Covid-19 terhadap berbagai sektor. Data-data tersebut kami visualisasikan menjadi empat infografis bertema dampak Covid-19 terhadap; penutupan hotel, penurunan penjualan mobil, nasib buruh, dan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Indonesia.


1. Hotel tutup / tutup sementara

Menurut data yang dirilis GDP Venture, terdapat 737 hotel yang tutup atau sementara tutup di lima wilayah Indonesia akibat penyebaran virus corona (Covid-19). Rinciannya, sebanyak 304 hotel di Jawa Barat, 170 di Bali, dan 98 di D.I Yogyakarta. Selanjutnya, terdapat 90 hotel di Jakarta dan 75 di Nusa Tenggara Barat.


2. Penurunan penjualan mobil

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil domestik tahun 2020 sampai dengan Maret 2020 lebih rendah daripada tahun 2019. Pada bulan Maret 2020 sendiri tercatat mencapai 76.800 unit atau turun 15,01% dibandingkan Maret 2019, yang sebanyak 90.368 unit. Penjualan mobil diprediksi akan terus menurun karena PSBB membuat showroom mobil tutup, dan saat ini mobil tidak lagi menjadi kebutuhan utama di tengah pandemi.


3. Nasib buruh semakin keruh.

Kemenaker dan BPJS Ketenagakerjaan mencatat sekitar 2,8 juta pekerja terkena dampak pandemi Covid-19. Mereka terdiri dari 1,7 juta pekerja formal dirumahkan dan 749,4 ribu di-PHK. Selain itu, terdapat 282 pekerja informal yang usahanya terganggu. Hal ini akibat terhentinya operasional perusahaan tempat mereka bekerja.



4. Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak meningkat

Pandemi, dan mungkin dampak sosialnya seperti PHK menyebabkan meningkatnya tekanan psikologi yang dihadapi masyarakat, yang dapat berujung pada tindak kekerasan yang dilampiaskan kepada anggota keluarga. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan, antara 2 Maret – 25 April 2020 terdapat 275 kasus kekerasan yang dialami oleh perempuan dewasa, dan 368 kasus kekerasan yang dialami oleh anak.


Melihat dampaknya yang luas ke berbagai sektor kehidupan masyarakat, pandemi Covid-19 tidak bisa dipandang sebelah mata. Pengurangan tingkat penyebaran virus, dan pengembangan vaksin diharapkan akan mempercepat pemulihan sektor perekonomian dan sosial. Wacana new normal yang saat ini tengah marak diperbincangkan juga diharapkan dapat mengurangi dampak negatif selama belum bisa benar-benar memulihkan kondisi akibat pandemi ini. Oleh karena itu bisnis dan masyarakat harus berubah sejalan dengan agenda new normal agar rezeki kembali mengalir tanpa mengorbankan keselamatan bersama.

bottom of page