top of page
Writer's pictureRolip Saptamaji

4 Alasan Infografis Lebih Relevan untuk Konten Visual

Updated: Feb 10, 2021




Ketika kami baru memulai Poligrabs, infografis seperti pusaka kecil yang ajaib. Tampilannya yang menarik dan kemampuannya memuat data juga informasi penting menghasilkan traffic yang mengejutkan di Internet. Dua infografis pertama kami, bekerjasama dengan Forum Studi Ilmu Politik Unpad mendapatkan respon yang sangat baik. Infografis yang membahas tentang politik uang dan hak Golput (abstain) menuai banyak peluang lanjutan yang pada akhirnya mengukuhkan niat kami untuk membentuk Poligrabs. Hingga saat ini, bagi kami infografis masih menjadi alat serba guna untuk membantumu mencapai beragam tujuan publikasi pemasaran, dan kehumasan, antara lain:


  1. SEO/Traffic, Menurut LewisPR, konten yang didominasi oleh gambar dilihat lebih sering sebanyak 94% daripada konten tanpa gambar yang relevan. Dalam konteks ini, Infografis tetap menjadi traffic booster yang baik. Strategi berbayar seperti ads pada Google Ads dan Facebook Ads dapat membantu memperluas jangkauanmu, tapi ukuran keberhasilan konten tetap terletak pada traffic organic. Kami menguji infografis kami secara rutin berbarengan dengan konten blog, visualisasi data, motion graphic dan video. Diantara berbagai konten tersebut, infografislah yang selalu menghasilkan traffic organic terbaik. Bahkan dapat dilacak jejaknya hingga di luar media sosial.

  2. Engagement, Selama empat tahun menggeluti konten visual digital, Infografis sangat bagus untuk menarik engagement di media sosial, asalkan kontennya menarik, kontekstual dan visualisasinya tepat. Ada beberapa infografis kami yang memiliki daya engagement tinggi dan masih terus viral hingga sekarang seperti infografis Gojek VS Ojek, Filosofi Kupat dan Supersemar. Di media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter, infografis kami beredar secara luas. Beberapa melakukan repost, retweet dan share, namun tidak jarang yang men-download dan menyebarkan tanpa menandai kami. Tidak masalah, karena tetap terlacak pada Google Image.

  3. Shareability, Sharing informasi melalui media sosial dan chat group (Whatsapp, Line dan Telegram) di Indonesia sangat populer. Sebagaian besar membagikan konten visual karena visualnya yang menarik, sebagian lainnya karena informasinya yang menarik. Infografis dalam hal ini mampu menjawab dua motivasi tersebut secara berimbang. Karena alasan ini juga platform chat mendukung pengiriman gambarm GIF dan video (bahkan dokumen). Perilaku ini memungkinkan infografis digunakan untuk berbagai kegiatan dari promosi hingga edukasi

  4. Earned Media, Efektifitas dan efisiensi infografis mendorong penggunaannya secara masif di kalangan penerbit dan media massa. Media baru seperti Beritagar, Tirto.id dan Kumparan telah membuktikan efektivitas infografis untuk membangun audience dan meraih pembaca. Penggunaan infografis paling masif pada media massa berbasis digital mungkin bisa dilihat dari Tirto.id yang menggunakan pendekatan visual article. Secara efektif, Tirto.id menggunakan infografis untuk mendukung bagian editorial dan artikel khususnya. Praktik ini menjawab keengganan pembaca untuk membaca artikel panjang dengan infografis ringkas yang mampu memberikan kesimpulan cepat sekaligus menarik secara visual.


Kami bertahan bukan tanpa alasan, hingga saat ini kami masih memegang infografis sebagai spesialisasi kami juga bukan tanpa sebab. Setelah empat tahun berjalan trend infografis memang sudah banyak perubahan? Tentu saja, apa yang tidak berubah di zaman serba cepat ini. Tapi, perubahan itu juga yang meyakinkan kami bahwa infografis masih relevan, bahkan semakin relevan untuk dikembangkan. Karena, perubahan lanskap pemasaran dan media bukanlah ancaman, melainkan kesempatan bagi pengembangan infografis menjadi lebih fleksibel, lebih kreatif, dan lebih relevan.

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page