Marvel Method Bersama Stan Lee
top of page
  • Writer's pictureRolip Saptamaji

Marvel Method Bersama Stan Lee

Updated: Feb 10, 2021


Proses Kreatif Stan Lee

Salah satu faktor yang membedakan Marvel Comics dari penerbit lain adalah proses kreatifnya. Penerbit komik biasanya menyediakan naskah lengkap (full script) untuk diilustrasikan oleh ilustrator, tapi proses itu menjadi masalah ketika pada awal 1960-an Stan Lee menjabat sebagai penulis sekaligus editor bagi hampir seluruh judul yang diterbitkan Marvel. Menyadari akan banyak judul komik yang terlambat diterbitkan jika menerapkan metode full script, penulis komik kenamaan yang meninggal pada usia 95 tahun itu dengan cerdik mengajak para ilustratornya, antara lain Jack Kirby dan Steve Ditko, untuk berkolaborasi mengembangkan plot cerita bersama-sama. Proses ini kemudian dikenal dengan Marvel Method.


Proses Marvel Method


  1. Penulis membuat sinopsis cerita. Dengan mengurangi beban Lee dalam penulisan cerita, Marvel Method memungkinkannya untuk terlibat dalam lebih banyak proses kreatif komik, sekaligus menjaga seluruh perspektif tema komik-komik Marvel.

  2. Ilustrator memvisualisasikan cerita. Kepekaan visual yang dimiliki ilustrator akan menghasilkan cerita yang mengalir secara alami dari panel ke panel.

  3. Ilustrator menyediakan panel-panel teks dan dialog kosong. Ilustrator dituntut juga memiliki kepekaan plot untuk meletakkan panel-panel sesuai kebutuhan penulis.

  4. Penulis membubuhkan teks dan dialog dalam panel-panel yang tersedia. Dalam tahap ini penulis menghidupkan karakter komik melalui dialog yang memperkuat visualnya.



Kelebihan dan Kekurangan Marvel Method


Para kreator dan profesional dalam industri komik menjabarkan kelebihan Marvel Method dibandingkan full script method adalah ilustrator yang lebih berpikir visual akan menyajikan adegan dengan lebih baik, hal itu memberi keleluasaan bagi ilustrator untuk bereksplorasi sekaligus meringankan beban penulis.


Sementara kekurangannya adalah tidak semua ilustrator berbakat sebagai penulis, mereka dapat mengalami kendala dalam beberapa aspek seperti alur dan tempo cerita sehingga tidak menutup kemungkinan pengembangan cerita oleh ilustrator berlawanan dengan gaya tutur penulis. Metode ini juga dinilai terlalu memanfaatkan ilustrator yang hanya dibayar untuk mengerjakan visual.


Di kemudian hari Marvel Method menuai kontroversi saat para seniman komik, kritikus dan fans mulai mempertanyakan apakah Lee pantas mendapat seluruh pujian atas penciptaan Marvel universe. Lepas dari semua itu, tidak dapat dipungkiri bahwa ambisi sastra dan ironi yang Lee hembuskan dalam tahap akhir penciptaan komik merupakan bagian penting yang membentuk identitas kisah-kisah Marvel.


Sumber :

bottom of page